Pages

Thursday, September 12, 2013

Jadilah Pribadi yang Tenang- in amburadul words

Akhir-akhir ini saya sering merasakan sesuatu yang tak saya inginkan terjadi pada diri saya. Saya menjadi mudah marah dan bibir saya tak mudah untuk menyungging senyum. Entah apa yang terjadi, hingga yang dahulu saya sering disebut si pemurah senyum kini julukan tersebut berubah menjai si tukang cemberut.
Hah, tak begitu masalah memang, ketika kita mendapat komentar miring dari orang lain tentang diri kita, ini tergantung bagaimana kita menyikapiya, namun juga ini menjadi menjadi masalah besar karena saya rasa ini menghambat perjalanan saya sebagai seseorang yang diamanahi untuk membimbing teman-teman kecil di tempat yang sering disebut miniatur Negara ini. Pondok Pesantren.

Seperti biasa, ketika mendapat masalah yang begini, saya selalu mencari teman yang bisa diajak berkonsultasi dan memberikan solusi.

Ketika siang menjelang, dengan wajah yang masih tak enyah bertekuk, saya menemui teman saya dan bercerita tentang apa yang saya alami.

"bla-bla-bla saya sampaikan" dan pesannya yang membuat saya lega ketika sepulang dari bercerita dengannya adalah:

"Jadilah pribadi yang tenang, "Katanya. "Jangan suka mencampur adukkan masalah satu dengan masalah yang lain, itu namanya tidak profesional," Sambungnya lagi. "Tak perlu terlalu ambisius untuk melakukan ini-itu, apalagi jika kenyataannya kamu belum sanggup. Cukuplah menjadi pribadi yang tenang dan disukai orang. Murahkan senyummu karena hadiah tersenyum itu mahal"

Setelah itu saya baru sadar ternyata memang iya. Sebab dari yang saya alami akhir-akhir ini adalah karena saya sering mencampur adukkan hal satu dengan yang lain. Contohnya saja ketika saya kesal melihat kesenjangan yang terjadi di lingkungan saya, atau ketika saya sedang tak sempat melaksanakan tugas dengan baik, atau ketika saya terlalu banyak harus menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang singkat, jika semuanya itu tak terlaksana dengan baik, saya sering meluapkannya pada anak didik saya, yang sebenarnya pada waktu itu hanya melakukan sedikit kesalahan.

Ini tak boleh terulang lagi karena anak didik adalah yang paling utama ketika saya berada pada posisi sekarang. Menjadi pembimbing. Sedikit saja perkataan saya yang kurang terkontrol ternyata bisa men "down" kan mental anak didik kita. Maka bagi seluruh pendidik, mari kita sama-sama belajar menjadi pribadi yang tenang.








Popular Posts