Pages

Saturday, August 27, 2011

QUOTE

/a piece of my final reseach book/


Bersabar dan ikhlaslah dalam setiap langkah perbuatan
Terus-meneruslah berbuat baik, ketika di kampung dan di rantau
Jauhilah perbuatan buruk, dan ketahuilah pelakunya pasti diganjar, di perut bumi dan di atas bumi
Bersabarlah menyongsong musibah yang terjadi dalam waktu yang mengalir
Sungguh di dalam sabar ada pintu sukses dan impian kan tercapai
Jangan cari kemuliaan di kampung kelahiranmu
Sungguh kemuliaan itu ada dalam perantauan di usia muda
Singsingkan lengan baju dan bersungguh-sungguhlah
Karena kemuliaan tidak akan bisa diraih dengan kemalasan
Jangan bersilat kata dengan orang yang tak mengerti apa yang kau katakan
Karena debat kusir adalah pangkal keburukan
--Diterjemahkan bebas dari syair Sayyid Ahmad Hasyimi, dikutip dari Novel Ranah 3 Warna (A. Fuadi)--


Sekecil apapun usaha yang kaulakukan, engkau akan menuai hasilnya kelak
--Papinda Pardansyah--


Jangan lupa sholat sunnah Fajar, Nak! Hadits Nabi mengatakan “Keutamaan shalat fajar melebihi dunia seisinya”
--Maminda Seniwati--


Logic will get you from A to B, imagination will take you everywhere
--Albert Einstein--    


Kejujuran adalah mutiara HATI
--Wise Words--



Friday, August 12, 2011

Asah otak-01

Iseng-iseng mengetik keywords "kecerdasan" di google, aku menemukan sebuah artikel tentang 11 cara meningkatkan kecerdasan.  Noh, ternyata cerdas itu bisa dilatih, kawan.  Catatan ini hanya akan membahas 1 cara, cara selanjutnya, Insyaallah di catatan berikutnya ya...! Semoga bermanfaat>>>

Para ilmuwan dari University of California, Berkeley, AS, pernah meneliti otak tikus. Mereka menemukan, otak tikus tumbuh sebesar 4 persen saat mereka dipaksa menjalankan tugas mental setiap hari, misalnya mencari jalan keluar dari lorong yang berliku, memanjat tangga, dan bersosialisasi dengan tikus lain.

Nah, otak tikus saja bisa dilatih untuk tumbuh, apalagi otak manusia. Makin dilatih, otak kita pasti kian tajam. Kehilangan daya ingat dalam jumlah tertentu pada usia berapa pun adalah wajar, sama seperti terjadinyaperubahan pada organ tubuh lain. Yang penting, jangan malas untuk rajin melatih otak kita agar daya ingat tetap kuat sepanjang masa.

Inilah 11 Cara membuat Otak Anda Lebih Cerdas:

1. Latih kemampuan mengamati.
Perhatikan lingkungan sekitar. Rekam dalam pikiran apa yang Anda lihat, mulai dari yang paling sederhana dan diteruskan dengan observasi yang lebih rumit.

Latihan-latihan ini akan memungkinkan sel otak tetap aktif dan jaringan penghubung antarsel otak semakin rapat. Kegiatan mental yang menantang meningkatkan jumlah sirkuit aktif atau sinapsis dalam otak. Semakin banyak sirkuit, semakin banyak asosiasi, makin besar pula kemampuan mengingat.

Sumber: http://wasisa.blogspot.com/


Komentarku: 

#poin1: "Latih kemampuan mengamati".
 Wah, sengaja atau tidak, banyak hal di sekitar yang terlewati untuk kuamati. Hmm, terbukti ketika ditanyai oleh seseorang tentang sesuatu yang harusnya kuketahui, aku sering baru tersadar dan berfikir "iya, ya..." Ngomong-ngomong soal mengamati, aku punya cerita konyol, kawan. Suatu hari, ketika aku sedang berjalan  (agak buru-buru) menuju ATM kampus, aku ditanyai oleh seorang bapak-bapak.
Bapak: Mbak, numpang tanya
Aku: Iya pak
Bapak: Emm, biasanya kalo mau lihat pengumuman kelulusan SNMPTN di mana ya???
Aku: (berfikir sejenak), Ohh, biasanya lewat web-nya UNAIR bisa pak
Bapak: Lho iya, saya sudah lihat pengumumannya di web. Tapi saya pengen ngecek lagi biar lebih yakin.
Aku: Ohh, gt pak,  biasanya kalo yang ngurusin mahasiswa baru itu di situ pak (menunjuk Auditorium, sedikit tak yakin). Emm nanti kalau sudah sampai di sana bapak tanyakan ke petugas yang ada di sana. (kebetulan di situ sedang ada acara. Aku tak tahu itu acara apa)
Bapak: oke terima kasih mbak. (Sang bapak berlalu dengan semangat)
Aku: Monggoooo  (sambil berfikir dan mengingat-ingat, Ah rasa2nya pengumuman itu biasanya ditempelkan di sebelah rektorat bukan ya?) Sambil terus berjalan menuju ATM kampus, yang kebetulan melewati  Rektorat, aku mencoba mengamati dan memperhatikan papan pengumuman yang ada di sebelah samping rektorat itu....dan ternyata, itu pengumuman kelulusan SNMPTN!!! Hah..., Astaghfirullah! maafkan aku Bapak. Ini akibat aku yang tak perhatian lingkungan (wah! dasar aku!). Sambil terus berjalan, aku menoleh ke belakang berharap bisa menemukan bapak tadi dan mengklarifikasi informasi yang telah kuberikan tadi. Namun nihil. Bapak tidak ketemu lagi dan aku hanya berdo'a semoga bapak itu menemui orang yang baik di Auditorium dan memberitahunya di mana letaknya pengumuman SNMPTN.

#Ini pelajaran. Mari mengasah otak, menlatih kecerdasan dengan mempehatikan dan mengamati lingkungan sekitar. Kita mulai dari sekarang! Ini komentar dan sedikit ceritaku. Semoga ceritaku di atas tidak terjadi padamu, kawan. Hehehe. Apa komentar dan ceritamu???

...........................................................Bersambung ^^

Saturday, August 6, 2011

Bulan Separoh

Ada bulan separoh yang mengintip, kerlip-kerlip, menggelitik
Ia tak kunjung datang, gadis cilik kesepian
Malam... adakah cerita tentang lelaki diam kau khabarkan?
Tawaran datang bertubi-tubi tak tahu diri
Tak satu darinya datang. Ini riskan

Bulan separoh mengintip, mengusik, menelisik
Menggoda gadis cilik dengan bayangan lelaki diam
disampaikan tentang suara keheningan. Menyenangkan
Ini pujian

Lagi-lagi bulan separoh mengintip, menertawakan, mengungkap keluguan
Gadis cilik terpaku 
Ia terkesiap, terdiam tak terjemahkan
Adakah cinta menyita sepertiga jiwa seseorang?
Ah, nyatanya memang demikian. Bahkan sepersatu

Kini bulan menyembul malu-malu dari balik awan
Ia menghabarkan sebuah keniscayaan

Gadis cilik menutup jendela, merangkai sayap putih untuk esok pagi
Ia ingin terbang. Terbang menjemput bulan separoh
Demi mendengar kisah tentang lelaki diam
Tentang rindu yang masih terbungkam di balik awan, di tiap malam-malam


 


















06082001, di balik jendela @1/4 Ramadhan

Wednesday, August 3, 2011

Kebetulan?

Ingin kembali. Aku ingin kembali. Meniti langkah yang kian gontai oleh kealpaan. Adakah kebetulan yang bertubi-tubi? Dua belas tahun telah terbilang. Semua terang benderang. Mereka senang dan juga aku...aku tak kalah riang. Ah, adakah kebetulan yang bertubi-tubi?


Saat cita tak kunjung nyata, saat harap terkejap hampir lenyap. Aku masih berdiri tegak dengan sebongkah keyakinan. Bahwa ini semua telah digariskan. Bahwa Ia yang maha penyanyang sedang menguji sejauh mana keinsyafan diri? Sadarkah atau,... lupakah?


Ini kesalahan. Ini kesalahan. Ini kesalahan. 


Oh, ke mana saja aku hari ini, tadi, kemarin, kemarin lusa dan tahun lalu? 48 terbilang bulan aku tak kunjung paham akan kealpaan. Inikah hukuman? Jiwa kian meradang mengharap belas kasian dari sang tuan. Akankah kembali menjadi tenang? Mungkin. Mungkin saja... bukankah orang bijak pernah bilang kalau tak ada yang tak mungkin di dunia? Ini tak bisa ditinggal diam.


Usaha! Sebab tak akan diubah nasib suatu kaum sebelum mereka mengubahnya sendiri. Do'a! Sebab usaha tanpa do'a adalah sombong, do'a tanpa usaha adalah kosong.

Perlahan bongkahan keyakinan menjadi bukit yang kian menjulang. Bahwa tak ada kebetulan. Semua telah digariskan. Ah, ingin rasanya membayar semua kealpaan yang terbilang-bilang. Sanggupkah? Hingga nanti kutemukan akhir dari awal yang terang?








Quote: "Sebesar keinsyafanmu sebesar itu pula keberuntunganmu"



Monday, August 1, 2011

01-Ramadhan, Skripsi

Ini malam pertama bulan ramadhan, kawan. Syukur tercurah atas kesempatan yang masih diberi oleh-NYA, Kesempatan menjumpai bulan yang penuh ampunan. ALHAMDULILLAH.

Berbeda dengan malam ramadhan tahun lalu. Kali ini aku diberi kesempatan untuk mendapati bulan ramadhan di kota pahlawan. Jujur saja kawan, melalui ramadhan di tengah-tengah keluarga memang selalu memberikan kesan tersendiri. Ya, Tahun lalu, aku diberi kesempatan sebulan penuh berpuasa bersama keluarga. Menyenangkan sekali, kawan. Banyak hal yang kudapat selama bulan puasa tahun lalu. Tahun ini, karena sesuatu hal yang harus kuselesaikan, aku harus melalui bulan ini di sini. Di kota pahlawan ini. Ramadhan  tahun ini menjadi sedikit berbeda.

Yeah. Ramadhan kali ini menjadi berbeda (selain karena jauh dari keluarga) adalah karena aku harus menyelesaikan tetek-bengek mengenai kelulusan. 4 tahun rasanya terlalu lama untuk menundanya lagi. Insyaallah. Ya, aku harus benar-benar berjuang untuk benar-benar menyelesaikannya. Rasanya aku ingin sekali memulai kehidupanku yang baru. Kehidupan yang "bebas" seperti kehidupan yang pernah kulalui dulu (Oh... skripsi ini menyiksaku. Hehehe lebay ). Apapun, ini harus kusyukuri karena beberapa tahap sudah  berhasil kulewati setelah menempuh perjalanan panjang yang berkelok-kelok. Skripsi membuatku tersadar betapa banyak fisika yang belum kuketahui :(
 
Hmm, ngomong-ngomong masalah skripsi, aku jadi ingat tahun-tahun yang lalu, ketika memperhatikan status-status fb dari kakak-kakak kelas yang (sepertinya) sangat pusing memikirkan skripsi, aku jadi penasaran. Ketika itu aku berfikir dan bertanya-tanya, "emang sampe segitunya ya? koq kayakanya rumit banget?" akupun ingin cepat-cepat merasakan yang namanya 'ngerjain skripsi'. Dan ternyata kawan. Ini lebih rumit dari yang kubayangkan. Wah, betul adanya jika ada seorang yang mengatakan jalan mengerjakan skripsi itu berkelok-kelok dan Kelokan tertajam kulalui saat aku harus melakukan presentasi skripsi, kawan. Ini sangat berkesan dan ini menjadi suatu hal yang sangat sayang untuk dilewatkan tanpa ada pendokumentasian. 

Ceritanya begini, aku mendapatkan dosen penguji yang terkenal tegas. Ya, mungkin bahasa yang sering dipakai mahasiswa adalah dosen 'killer'. Wah! ketika melihat jadual sidang skripsi yang tertempel di depan departemen, lututku rasanya lemas. Bagaimana tidak? menurut pengalaman, kakak-kakak yang pernah diuji oleh dosen ini harus menjalani beberapa kali sidang untuk mendapat prediket lulus. Hmm, aku hanya berdo'a ini bukan pertanda buruk.

Setelah melewati beberapa persiapan (yang tidak terlalu mantap-sebab analisis datanya banyak banget), akhirnya hari itu tiba. Jum'at, 22 juli 2011. Ini merupakan hari bersejarah. Ada hal mengagumkan ketika hari itu tiba. Rupanya bukan hanya aku yang berdebar-debar, kawan. keluarga di rumah yang kukabari dan teman-teman dekatku nyatanya ikut merasakan apa yang kurasakan. Deg-deg-an. Kondisi ini kumanfaatkan untuk melecut semangat menghadapi hari itu. Bahwa apapun yang terjadi, ada orang-orang yang selalu 'berada' di sampingku yang selalu mendukung dan berd'oa untukku. Segala ppersiapan yang bisa kulakukan kupersiapkan dengan matang. Sehari sebelumnya aku sudah memperssiapkan  jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mungkin untuk ditanyakan pada saat sidang nanti.

Pesan singkat dari ayah kubaca berulang-ulang. Jangan lupa baca bismillahi tawakkaltu 'alallahi laa haula walaa quwwata illaa billah. Jangankan profesor, harimau yang galak pun akan takluk atas izin-NYA. Ah, rupanya Ayah tau kalau anak gadis bungsunya sedang galau. Hehehe.
 

Hari itu, dengan segenap kepercayaan diri, aku maju ke medan pertempuran. Presentasi kulakukan dengan semangat 45. Aku diberi waktu selama 20 menit untuk memaparkan tugas akhirku. Ya, waktu itu aku tidak grogi sedikitpun. Pertanyaan dari dosen penguji pertama berhasil kujawab dengan baik. Berlanjut ke dosen penguji kedua. This is the real war. Pertanyaan dimulai dengan mengoreksi penulisan abstrak dan dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Pertanyaan pertama masih bisa kuatasi bahkan aku menjawabnya sambil tersenyum....niatku, ini kulakukan untuk mencairkan suasana. Payahnya,ternyata aku salah bersikap, kawan. Dosen penguji keduaku ini tak suka mahasiswa yang 'tersenyum'  ketika ujian. Hmm, pertanyaan-pertanyaan berikutnya membuatku merasa terpojok ketika aku terus berusaha menyampaikan maksud dari tulisanku yang ada di laporan skripsi itu. Namun beliau bersikeras mengomentari tulisan yang ada di laporanku---dan akhirnya aku semakin kaku ketika dosen pembimbingku tak ada yang membela. Aku terdiam, kawan. Sedikit kecewa. Jujur saja, kurasa aku bukan mahasiswa yang malas berkonsultasi dengan dosen pembimbing dalam penggarapan skripsi ini.
 

Pertanyaan masih berlanjut dari pembimbing 1 dan 2. Aku tak bisa lancar berkata-kata lagi. Aku benar-benar merasa terpojok. Saat itu, rasanya aku ingin menangis. Pertanyaan-pertanyaan yang sudah kuduga akan ditanyakan ternyata benar. Dan payahnya, aku jadi lupa semua jawaban yang sudah kupersiapkan. Ah, mentalku memang masih perlu diasah lagi.


Dua jam berlalu, sidang pun dihentikan. Aku diminta keluar sejenak untuk menunggu hasil apakah aku lulus atau tidak. Perasaanku muncul tak karuan. Antara kecewa, sedih, galau, ah macam-macam'lah. Aku tak berharap banyak akan dinyatakan lulus pada saat itu. Tapi akhirnya aku dipanggil dan Alhamdulillah aku dinyatakan lulus, yah dengan syarat revisi. Alhamdulillah meski berdarah-darah, aku tetap bersyukur. Atas izin Allah, aku tidak menambah sejarah adanya mahasiswa yang sidang ulang dengan penguji ini. Dan satu hal yang paling kusyukuri pasca sidang skripsi adalah ini benar-benar sidang yang sangat berkesan.

Nah, di bulan ramadhan yang penuh berkah ini, aku ingin mengucapkan terima kasih  banyak  terutama untuk Ayah dan Ibu atas kepercayaan yang kalian tanamkan padaku bahwa aku BISA. Terima kasih untuk dosen-dosen pengujiku atas sidang skripsi yang sangat berkesan. Terima kasih dosen -dosen pembimbingku atas didikan yang -secara tidak langsung- mendidikku untuk bisa mempertanggung jawabkan apa yang kutuliskan dan kukatakan. Terima kasih kawan-kawan atas dukungan dan do'a kalian. Mudah-mudahan ilmunya kita manfaat. AMIN... Semoga Ramadhan ini menjadikan kita manusia yang pandai bersyukur dan tetap berSEMANGAT untuk menjadi yang lebih baik. Keep Positif!



Quote----orang sukses terkadang lebih suka menceritakan kesulitan yang dia lalui saat ia meraih sukses itu, karena, waktu dapat merubah kesulitan yang tak terperi sekalipun menjadi kenangan yang sangat sayang untuk dilupakan----


*Fight untuk revisi. Sambil Tadarrus-an :)


 

Popular Posts