Pages

Saturday, August 6, 2011

Bulan Separoh

Ada bulan separoh yang mengintip, kerlip-kerlip, menggelitik
Ia tak kunjung datang, gadis cilik kesepian
Malam... adakah cerita tentang lelaki diam kau khabarkan?
Tawaran datang bertubi-tubi tak tahu diri
Tak satu darinya datang. Ini riskan

Bulan separoh mengintip, mengusik, menelisik
Menggoda gadis cilik dengan bayangan lelaki diam
disampaikan tentang suara keheningan. Menyenangkan
Ini pujian

Lagi-lagi bulan separoh mengintip, menertawakan, mengungkap keluguan
Gadis cilik terpaku 
Ia terkesiap, terdiam tak terjemahkan
Adakah cinta menyita sepertiga jiwa seseorang?
Ah, nyatanya memang demikian. Bahkan sepersatu

Kini bulan menyembul malu-malu dari balik awan
Ia menghabarkan sebuah keniscayaan

Gadis cilik menutup jendela, merangkai sayap putih untuk esok pagi
Ia ingin terbang. Terbang menjemput bulan separoh
Demi mendengar kisah tentang lelaki diam
Tentang rindu yang masih terbungkam di balik awan, di tiap malam-malam


 


















06082001, di balik jendela @1/4 Ramadhan

4 comments:

  1. Kawan, aku penasaran dg "lelaki diam" itu. dlm puisimu yg sebelumnya, klo aku nggak salah ingat juga ada kayaknya. Seperti apakah ia?

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. @catatanmatahariku

    kau tanya tentang lelaki diam? Hmm, Seyumnya manisss. Semanis martabak durian Hehehe :P

    *malu euy puisi amatiran dibaca pujangga :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. durian montong yang dibeli di superindo, heeeeeeee

      Delete

Popular Posts