Ada bulan separoh yang mengintip, kerlip-kerlip, menggelitik
Ia tak kunjung datang, gadis cilik kesepian
Malam... adakah cerita tentang lelaki diam kau khabarkan?
Tawaran datang bertubi-tubi tak tahu diri
Tak satu darinya datang. Ini riskan
Bulan separoh mengintip, mengusik, menelisik
Malam... adakah cerita tentang lelaki diam kau khabarkan?
Tawaran datang bertubi-tubi tak tahu diri
Tak satu darinya datang. Ini riskan
Bulan separoh mengintip, mengusik, menelisik
Menggoda gadis cilik dengan bayangan lelaki diam
disampaikan tentang suara keheningan. Menyenangkan
Ini pujian
Lagi-lagi bulan separoh mengintip, menertawakan, mengungkap keluguan
Gadis cilik terpaku
Ia terkesiap, terdiam tak terjemahkan
Adakah cinta menyita sepertiga jiwa seseorang?
Ah, nyatanya memang demikian. Bahkan sepersatu
Kini bulan menyembul malu-malu dari balik awan
Ia menghabarkan sebuah keniscayaan
Adakah cinta menyita sepertiga jiwa seseorang?
Ah, nyatanya memang demikian. Bahkan sepersatu
Kini bulan menyembul malu-malu dari balik awan
Ia menghabarkan sebuah keniscayaan
Kawan, aku penasaran dg "lelaki diam" itu. dlm puisimu yg sebelumnya, klo aku nggak salah ingat juga ada kayaknya. Seperti apakah ia?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete@catatanmatahariku
ReplyDeletekau tanya tentang lelaki diam? Hmm, Seyumnya manisss. Semanis martabak durian Hehehe :P
*malu euy puisi amatiran dibaca pujangga :D
durian montong yang dibeli di superindo, heeeeeeee
Delete