Pages

Monday, June 27, 2011

Kita lihat saja nanti...

Apa yang kau pikirkan dan kau rasakan saat ada seseorang yang menjawab "kita lihat aja nanti" saat kau sedang sangat membutuhkan jawaban kepastian darinya? Pasti pikiran-pikiran negatif yang lebih dahulu muncul di benakmu, kan? Jujur sajalah. Hehehe. Kalau aku sih, jujur, iya. kupikir dan kurasa-rasa, orang yang ketika ditanya suatu kepastian dan menjawab "kita lihat saja nanti" adalah orang yang hidupnya tanpa rencana masa depan.

Seiring berjalannya waktu. Dengan bertambahnya bilangan umurku, aku sering tertarik oleh pikiranku sediri untuk memikirkan masa depan. Tak jauh-jauh kuambil contoh, ketika aku sedang belajar untuk ujian, aku sudah menetapkan target dan membayangkan betapa senangnya aku jika hasil yang kudapatkan nanti mencapai target. terlebih apabila bisa melebihi target. Ya, aku terbiasa hidup dengan target-target yang kadang kubuat tanpa melihat-lihat keadaanku dan keadaan di sekitarku. Hingga tak jarang, ketika target yang telah kutentukan sendiri tak berhasil kucapai, aku jadi stres. Merasa tak mampu, kurang...kurang... dan kurang. 

Semakin jauh aku berjalan di kehidupanku, akupun menetapkan target lulus kuliah, 'bekerja'=membahagiakan orang tua, menikah dan lain-lain. Aku pastikan aku tak diam saja untuk mencapai target-target ini.  

Kita lihat saja nanti

Mempunyai target-target pencapaian kesuksesan dalam waktu dekat dan jangka waktu panjang memang sangat dibutuhkan agar setidaknya, kita punya pegangan untuk berikhtiar sebagai  usaha yang kita lakukan atas modal besarr yang telah diberikanNya. Atau setidaknya bila ditanyai orang, "mau jadi apa nanti? Setelah kuliah mau ke mana?" jawaban kita tidak hanya "Yaaa lihat nanti sajalah". Jawaban apa itu. Itu jawaban orang yang tak punya prinsip. Menurutku itu jawaban orang yang hidupnya mengalir bagai air. Apa enaknya coba hidupp mengalir biasa-biasa saja.

Ini bicara soal takdir

Aku punya teman dekat. Aku sangat mengaguminya. Dan menurut pengakuannya, dia juga begitu padaku. Namun satu hal yang kadang membuatku "maju-mundur" untuk tetap berteman dengannya adalah, sejak  awal-awal kami bertemu, ketika aku menanyakan padanya "apakah kita akan terus berteman sampai nanti?" Ia selalu menjawab, "Jalani saja...kita lihat saja nanti". Lagi-lagi, menurutku itu hanya jawaban yang tak bertanggung jawab. Jawaban yang mudah membenarkan alasan ketika  tiba-tiba dia meninggalkanku tanpa alasan yang jelas. Ya, menurutku itu bukan jawaban orang yang berprinsip.

Lama aku mencari jawaban dan kepastian. Aku hampir stress dan dengan ketakutan-ketakutan yang belum tentu terjadi. Dibalik semua rencana yang selalu kubayangkan keindahannya, selalu di belakangnya ada bayangan suatu  benda menyeramkan bernama gagal. Jujur aku sangat takut kehilangan temanku ini dengan segala rencana-rencana besar bersamanya. Hingga suatu ketika aku bertemu dengan sebuah film yang berjudul "3hati, 2Dunia, 1cinta"  (Mizan Production). Film ini memberiku sedikit jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku selama ini. Dan kini aku tau, dia bukan tak punya prinsip. Dia hanya patuh pada takdir.

Kita lihat saja nanti


Terkait dengan masalah hati alias benci dan cinta, Allah telah mengingatkan kita bahwa tak boleh mencintai dan membenci berlebihan. Bisa jadi yang kita cintai itu tidak baik bagi kita dan sebaliknya. Ia maha tau. Tau segalanya. Rencana, memang sangat penting kita buat agar hidup kita lebih teratur dan terstruktur. Tak ada yang melarang kita untuk punya banyak rencana masa depan. Tapi kuyakin kau juga bersepakat denganku kawan, bahwa kepastian itu hanya ada padaNya. Jadi, ya..."kita lihat saja nanti......!" He he he





Catatan: "Hidup itu mudah, kawan! Jangan dibuat susah dengan pikiran-pikiran negatifmu. Mari berbaik sangka. Terutama berbaik sangka padaNYA" ^_^

***

  
*Pasrah itu bukan berarti menyerah tanpa berusaha. Tawakkal, itu intinya. 

1 comment:

  1. mudah mengatakan tapi terkadang sulit disaat tak sesuai dengan harapan

    ReplyDelete

Popular Posts